Wednesday, December 6, 2017

Kitab Naga Bagian 1 Episode 2

KITAB NAGA
(Karya:  Mas Wient)
Bagian 1 Episode 2

   Ditengah terik matahari yang panas, Nampak seseorang berlompatan dari batu satu ke batu lain yang ada di sepanjang aliran sungai yang kiri kananya terdapat tebing yang sangat terjal.  Gerakannya sangat lincah dan ringan menunjukkan bahwa bahwa ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi.  Setelah sampai di tanah lapang,  Ia berdiri dengan pandangan mata menyapu sekelilingnya, tak ada selembutpun nafasnya yang terengah-engah, detak jantungnya berjalan normal padahal ia  melakukan gerakan lari yang begitu cepat.  Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak.,  “Haaa…haa….haaa….. rupanya Iblis dari Utara seorang yang pengecut!” teriaknya keras-keras.  Ia adalah seorang laki-laki yang usianya sekitar lima puluh lima tahunan,  walaupun sudah tua tetapi masih begitu kekar.  Wajahnya yang bulat dengan hiasan kumis tebal dengan alis yang sudah Nampak memutih sedangkan matanya yang bulat seperti wajahnya tampak bergerak-gerak seolah-olah mencari sesuatu.  Perawakannya tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek, hanya saja otot-ototnya yang keluar menunjukkan bahwa ia suka melakukan gerak badan untuk melatih otot-ototnya.
“Hai…ayo datanglah dan berlutut kepadaku!” semakin keras ia berteriak.
“Heee..hee… Iblis Penyebar Maut, siang-siang sudah berteriak-teriak mengganggu orang yang sedang menikmati hidangan”   terdengar suara yang lembut tetapi mengandung tenaga dalam yang sangat kuat.  Yang dimaksud sebagai Iblis Penyebar Maut adalah orang yang berteriak-teriak tadi,  matanya bergerak mencari sumber suara itu,  tampak olehnya seorang laki-laki kurus kering dengan rambut yang telah memutih,  pakaiannya hanya jubah hitam yang diselempangkan pada tubuhnya,  matanya yang telah cekung menggambarkan bahwa ia seorang laki-laki yang kira-kira berusia tujuh puluh tahunan lebih,  kulitnya  sudah banyak yang berkeriput,  wajahnya sangat menyeramkan bahkan dapat dikatakan  kalau wajahnya bukan lagi wajah manusia karena  seluruh wajahnya benjol-benjol berwarna merah darah,  sungguh sangat menjijikkan.   Dialah yang dimaksudkan tadi sebagai Iblis Dari Utara  karena memang dia seorang datuk sesat yang selalu menyebar petaka dan menguasai perairan di pesisir utara.  Dengan duduk bersila,  Iblis Dari Utara menikmati daging kelinci yang tampaknya masih segar dan tanpa dibakar ataupun dimasak tetapi dimakan mentah-mentah.
“Orang tua busuk…. Kesukaanmu makan daging mentah belum juga hilang”  kata Iblis Penyebar Maut.
“Hee..hee..heee..  kenapa kamu selalu mengumpat,  ayo kesinilah!”
“Siapa yang sudi makan daging mentah sepertimu….!”
“He..bocah, ternyata kau masih dapat menepati janjimu”  kata Iblis Dari Utara “tinggal Sepasang Iblis Akherat yang masih suka molor!” 
“Hai Iblis Tua tak tahu diri,  sudah ditunggu-tunggu kau masih bilang aku molor!?”  terdengar  suara dari jarak yang tidak begitu jauh.  Iblis dari Utara dan Iblis Penyebar Maut menengok ke aras munculnya suara itu,  tampak terlihat dua orang berjalan ke arahnya.  Sekilas dua orang itu mempunyai wajah yang sama karena memang keduanya adalah kakak beradik,  dua-duanya mempunyai tinggi yang sama,  perawakannya pendek dengan wajah lonjong tak seimbang dengan bentuk tubuhnya.  Matanya melotot seperti mau keluar sedangkan  mulutnya lebar dengan hidungnya yang pesek.  Bedanya, yang satu suka menggunakan baju warna merah sedangkan yang satu lebih suka warna hitam.
“Iblis busuk, masih tajam pula pendengaranmu” umpat Iblis Penyebar Maut.
“Hee..he..he…tujuh tahun tak jumpa, ilmu larimu semakin hebat juga…masih pantas kalau kau dijuluki Iblis Penyebar Maut” kata Sepasang Iblis berbaju merah.
“Kudengar kau pun bersembunyi untuk menciptakan ilmu baru” sambung si Baju hitam “tentunya tak lebih untuk menakuti anak-anak…he.he..he…” mereka terkekeh-kekeh.
“Hidung pesek,  sepuluh pasang orang sepertimu aku tak akan lari” balas Iblis Penyebar Maut.
“Haa..haa..haaa…kaupun masih lagak!” teriak si Baju Merah “Keluarkan ilmumu yang baru aku akan mencobanya..!”  teriaknya lagi sambil melompat menerjang Iblis Penyebar Maut,  serangannya bukanlah sekedar main-main,  saat tubuhnya mendekat Sepasang Iblis Baju merah itu menghantamkan tangan kirinya ke arah bahu Iblis Penyebar Maut,  mendapat serangan yang tiba-tiba itu Iblis Penyebar Maut sedikit terkejut,  tetapi dia bukanlah orang yang bodoh yang membiarkan tubuhnya menjadi sasaran serangan itu.  Iblis Penyebar Maut mengelak dengan menggeser kakinya ke kanan.  Praaakk …. Serangan itu hanya mengenai batu yang ada di sebelah Iblis Penyebar Maut,  semuanya menjadi hancur,  dapatlah dibayangkan bagaimana kalau mengenai tubuh manusia tentunya akan hancur berkeping-keping.
“Heh .. tenaganya sedikit berkurang!”  ejek Iblis Penyebar Maut “Kau masih harus ndekem mendalami ilmu sepuluh tahun lagi untuk menghadapi aku!”  mendengar kata-kata itu Sepasang Iblis baju merah menjadi geram,  ia segera membalikkan badanya  dengan melakukan putaran di udara,  kakinya lulus diayunkan ke depan.  “Tendangan layangmu sudah kuno sobat, lebih pantas untuk menendang kecoa busuk!”   Iblis Penyebar Maut terus mengoceh dengan menarik badannya ke belakang untuk menghindari tendangan Sepasang Iblis berbaju merah.  Wuuut …. Kembali tendangan itu lepas dari sasaran,  hal ini semakin memanaskan hati.  “Setan belang..kau hanya dapat mengelak! Teriak Sepasang Iblis berbaju merah itu.
“Haa…haa..haa.. baiklah sobat, hadapi Jurus Merusak Sukma,  dalam tiga jurus kalau kau mampu bertahan aku akan angkat kaki!”  tantang Iblis Penyebar Maut.  Suatu tantangan yang sangat berani terlebih yang ditantang adalah Sepasang Iblis,  walaupun hanya satu saja yang maju bukanlah lawan yang ringan.  Selain sudah lama malang melintang di dunia persilatan kepandaiannya juga cukup tinggi.   Tampak Iblis Penyebar Maut mulai menyerang dengan tendangan-tendangan yang sangat mematikan.  “Satu..!”  teriaknya dengan tangan menyambar ke punggung lawan,  “Dua…!” kembali Iblis Penyebar Maut melakukan hitungan , tangannya memutar ke depan melakukan dorongan ke arah perut lawan,  sepasang Iblis berbaju merah memiringkan badannya ke depan,  “Hee..jurus macam begini kau pamerkan pada aku!” ejeknya.  “Tiga…!”  teriak Iblis Penyebar Maut seakan tak menanggapi ejekan sang lawan, ia berguling ke depan, kakinya menyapu ke arah lawan sedangkan tangannya menyambar ke depan.  “Cukup! Tiga jurus…”  teriaknya kembali dengan menghentikan serangan, dia telah berdiri.
“Haaa….haaa…haaa….!”  Sepasang Iblis baju merah tertawa terbahak-bahak dengan jumawanya, “Ayo segera angkat kaki!”  katanya dengan nada mengusir penuh kemenangan,  pikirnya dalam waktu tiga jurus ia belum roboh berarti dialah yang memenangkan pertarungan.
“Haa..haa.. ternyata Iblis Penyebar Maut hanyalah lelaki lamah yang tolol!” maki Sepasang Iblis baju hitam yang juga merasa girang karena saudaranya berhasil bertahan dan menganggap memenangkan pertarungan itu.
“Haa..haaa… Sepasang Iblis yang selalu takabur,  aku akan menepati janjiku…. Tapi  lihat apa yang ada di tanganku!”  kata Iblis Penyebar Maut sambil mengangkat kedua tangannya.  Sepasang Iblis itupun  tampak melototkan matanya dan sangat terkejut melihat kedua tangan Iblis Penyebar Maut memegang sobekan kain merah sebanyak tiga buah,  bukan hanya mereka berdua saja yang terkejut,  Iblis Dari Utara juga sedikit merasa terkejut. Memang saat melakukan serangan ke arah bahu dan perut sebenarnya serangan itu tepat mengenai sasaran hanya saja dengan sangat lembutnya seolah tanpa tenaga sehingga serangan itu tidak sampai mengeluarkan suara bahkan sang lawanpun tidak merasakan apapun apalagi mendengar suara kain yang tersobek.  Hal ini memang disengaja oleh Iblis Penyebar Maut untuk tidak merobohkan lawan tetapi hanya untuk mempermalukan dan memberi pelajaran pada lawan yang selalu jumawa sehingga tenaga yang dikeluarkan tidak menggunakan tenaga penuh.  Sepasang Iblis berbaju merah segera melihat dirinya, sobekan pakaiannya pada punggung, perut dan paha begitu jelas terlihat dan meninggalkan bekas merah seperti cakaran pada kulitnya.  Wajahnya sebentar memerah sebentar memucat, dihentak-hentakkan kakinya ke tanah.
“Tak kusangka jurus sukma sangat hebat” puji Iblis dari Utara, “Membuatku ingin mencobanya”
“He..he.. aku kuatir tubuhmu yang tinggal tulang nanti malah terbakar” balas Iblis Penyebar Maut dengan nada mengejek.
“Sungguh saying, aku tak punya banyak waktu untuk merobek mulutmu!” kata Iblis dari Utara.
“Heh .. rupanya kau takut juga?”  kata-kata Iblis Penyebar Maut sangatlah memerahkan telinga, apalagi untuk tokoh-tokoh golongan hitam yang selalu tidak puas dalam menerima kekalahan.
“Cukup!.. mari kita bicarakan rencana kita” Sepasang Iblis baju hitam mulai angkat bicara.
“Benar juga katamu, akupun juga sudah gerah lama-lama disini!” kata Iblis Penyebar Maut “Hayoo Iblis dari Utara, cepat katakan apa maksudmu untuk mengundangku kesini”
“Baik..baiklah, ayo duduk biar kita enak untuk bicara” katanya
Keempat orang itu segera duduk melingkar  diatas batu yang menyerupai meja bulat.  Iblis dari Utara segera memulai pembicaraannya.
“Kalian tahu,  bahwa saat ini Penguasa Majapahit Kertarajasa Jaya Wardana sudah mulai melemah karena kondisi kesehatannya, banyak pembesar-pembesar kerajaan mulai berkasak-kusuk untuk menentukan siapa yang bakal menggantikannya” Kata Iblis dari Utara.
“Lalu apa hubungannya dengan kita?” sela Sepasang Iblis berbaju hitam.
“Bodoh!” bentak Iblis dari Utara “ini adalah kesempatan kita untuk mendapatkan andil besar, karena banyak daerah-daerah yang sudah mulai menyiapkan diri melakukan pemberontakan!” sejenak Iblis dari Utara mengambil nafas panjang “kita harus mengambil sikap mana yang akan menguntungkan kita”
“hee..hee…bicaralah terus terang apa rencanamu tidak perlu kau bicara mutar-muter” kata Iblis Penyebar Maut dengan sinisnya.
Iblis dari Utara tersenyum dengan menahan kesabarannya, “Kita kumpulkan tokoh-tokoh golongan sesat, kita menyusup ke pejabat-pejabat yang haus akan harta dan kedudukan, kita harus dapat menguasai dan memperalatnya.  Keuntungan kita selain kekayaan juga kedudukan akan kita peroleh!”  jelas Iblis dari Utara.
“Pintar juga pikiranmu yang busuk itu” puji Iblis Penyebar Maut, “Kita sudah malang melintang dikejar-kejar pasukan Majapahit, kini saatnya kita bangkit untuk menguasai orang-orang Majapahit” katanya dengan keyakinan yang penuh.
“Terus siapa yang akan kita jadikan sasaran?” Tanya Sepasang Iblis berbaju merah sambil mengangguk-angguk.
“Purbaya !” jawab Iblis dari Utara tegas
“Siapa itu Purbaya?” kembali Sepasang Iblis berbaju merah itu bertanya.
“Adik dari  Lodra Kencana Wuku di Ganapati” jelas Iblis dari Utara, “dia punya ambisi yang kuat dan saat ini sudah mulai mengumpulkan tokoh-tokoh hitam untuk menyusun kekuatannya”.
“Haa…haa..haa…”Iblis Penyebar Maut tertawa terbahak-bahak “ Purbaya memang bocah edan, suatu saat kakaknya pun akan ditikamnya sendiri! Pintar..pintar…benar-benar pintar kau Iblis dari Utara!” puji Iblis Penyebar Maut, “Tapi ingat di Ganapati ada Raden Sabu yang memegang Kepala  Keamanan sebagai manggala, dia itu juga duri yang harus kita waspadai, hatiku pun tidak akan pernah merasa tenang kalau si Sabu itu masih ada!”
“Memang kalau kita berempat melawan si Sabu secara terang-terangan pun tak bakalan mampu untuk merobohkannya, Bukankah kau sudah dijuluki Iblis Penyebar Maut? Ayo buktikan kehebatanmu untuk membuat si Sabu kelojotan tanpa kita hadapi!” kata Iblis dari Utara menantang.
“Itu urusan kecil! Bukankah saat ini para pendekar juga sedang bersaing untuk memperebutkan Kitab Naga!” kata Iblis Penyebar Maut.
“Kitab Naga?!!” Sepasang iblis menjadi terkejut saat disebut Kitab Naga. “Bukankah itu sudah hilang ratusan tahun?!”
“Ya, Kitab Naga yang saat ini dibicarakan.  Kanon ada di lembah Gunung Argopuro, biarkan mereka disibukkan dengan masalah kitab naga dan saling menyerang untuk menguasainya!”  Jelas Iblis Penyebar Maut  “Kalau saja kita dapat menguasainya tentu kita pun juga akan menguasai dunia persilatan!”
“Tidaklah mudah sobat, tentu banyak pendekar-pendekar disana, bisa-bisa kita hanya pulang dengan nama!”  kata Sepasang Iblis berbaju hitam dengan sinis.
“Kita harus secepatnya ke kota Pamotan, disanalah pusat kekuatan, aku sudah tak punya waktu lagi untuk basa-basi, selamat tinggal!”  kata Iblis dari Utara, tubuhnya mencelat ke udara, sekejab saja tubuhnya sudah tak Nampak.
“Tua renta busuk, akupun tak mau lama-lama disini!” Iblis Penyebar Maut memaki-maki, dan dia pun mengikuti Iblis dari Utara, dengan sekali loncat dia sudah berada di sela-sela batu terjal dan lari ke arah selatan. Tinggal Sepasang Iblis yang nampaknya hatinya tak senang melihat kepandaian Iblis dari Utara dan Iblis Penyebar Maut.  Dalam hati mereka berdua  juga menginginkan Kitab Naga untuk menguasai dunia persilatan tetapi melihat kenyataan bahwa sebenarnya ilmu silatnya masih kalah jauh dibawah kedua Iblis tadi niatnya menjadi ciut.  Baru tiga jurus sata dia sudah dapat dirobohkan.  Jalan satu-satunya adalah menikan dari belakang.  Begitulah orang yang sudah dikuasai dengan nafsu angkara  murka, ia ingin menunjukkan bahwa inilah aku, sifat ego yang terlalu tinggi pada seseorang itu dapatlah menyeret ke arah kesombongan dan tak ingin terlihat akan kelemahannya.  Ini sangatlah berbahaya karena semakin besar sifat ego itu akan dapat dikuasai oleh nafsu, dan segala cara ataupun jalan akan ditempuhnya untuk menuruti hawa nafsu.  Itulah yang terjadi pada diri Sepasang Iblis.

ooooOO )Episode Selanjutnya Klik Bagian 2 Episode 3 ( OOoooo

No comments:

Post a Comment